Tanpa lapisan es, perairan gelap Laut Kutub Utara lebih mudah menyerap panas sinar Matahari dan bukan memantulkannya sebagaimana terjadi pada es yang berwarna cerah, sehingga menambah kecepatan dampak pemanasan, sehingga lebig banyak lagi pencairan yang terjadi, pola ini seperti lingkaran setan yang terus menerus semakin parah.
Secara keseluruhan es Laut Kutub Utara menipis sebanyak 7 inci (17,78 centimeter) per tahun sejak 2004, sebanyak 2,2 kaki (0,67 meter) selama empat musim dingin. Seluruh daerah yang tertutup es yang lebih tua dan lebih tebal yang sintas setidaknya selama satu musim panas kini menyusut sebanyak 42 persen.
Es Kutub Utara adalah satu faktor dalam pola cuaca dan iklim global, karena perbedaan antara udara dingin di kedua kutub Bumi dan udara hangat di sekitar Khatulistiwa menggerakkan arus udara dan air, termasuk arus yang memancar.
Kutub Selatan
Jumlah es yang hilang mencapai 75 persen sejak 1996, dan bertambah dengan cepat. Hilangnya gletser di ujung Kutub Selatan mengakibatkan kenaikan permukaan air laut 0,4 Mm per tahun.
3 juta sampai 5 juta tahun lalu, permukaan air laut cukup hangat untuk mencairkan banyak bagian es Kutub Selatan ketika CO2 atmosfir hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan kondisinya hari ini. Jadi kita hanya membutuhkan sedikit lagi tambahan CO2 untuk mengulang peristiwa 3-5 juta tahun lalu itu.
Kondisi CO2 di atmosfir sekarang berjumlah 387 bagian per juta, naik dari sebanyak 280 bagian per juta pada awal Revolusi Industri.
Sumber: KCM
herwin,blog gue hijrah ke http://mohamadariau.com 🙂
alamat di blogrollnya diganti ya hehehe
trims
Ok, udah di update. Hehe.
Thx