Selamat Jalan Abdurrahman Wahid a.k.a. Gus Dur, Presiden ke-4 (Periode 1999-2001) Republik Indonesia.
Beliau wafat pada hari Rabu, 30 Desember 2009, pukul 18.45, di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM).
Gus Dur memasuki masa kritisnya pada pukul 18.15.
Presiden menjabat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga sempat menjenguk Gus Dur pada pukul 18.30.
Kondisi kesehatan Gus Dur diberitakan menurun seminggu kebelakang ini karena kelelahan saat melakukan kunjungan, gula darahnya menurun, ia juga menjalani cuci darah rutin, juga menjalani operasi gigi pada hari Senin, 2 hari yang lalu.
Berbagai peringatan akan dilangsungkan untuk mengenang dan memperingati wafatnya Gus Dur. Presiden SBY telah menghimbau untuk menaikan bendera setengah tiang selama satu minggu untuk memperingati wafatnya Gus Dur. Warga Surabaya dari golongan lintas agama menyalakan satu juta lilin, dan lain-lain.
Satu yang masih saya ingat, Gus Dur pernah keluar dari Istana Negara dengan menggunakan celana pendek, menemui masyarakat, rasanya belum pernah ada presiden yang seperti ini. Disamping terkenal sebagai seorang yang nyeleneh, dan ceplas-ceplos. Gus Dur adalah tokoh seorang kemanusiaan. Sebagai presiden ia tidak pernah menggunakan kawalan saat bepergian. Ia selalu bersilaturahmi setiap saat, menghapus batas-batas perbedaan. Ia juga dikenal sebagai tokoh antidiskriminasi, salah satu buah karyanya yang masih kita rasakan sampai sekarang adalah kebebasan bagi masyarakat Tionghoa (Chinese) untuk merayakan Imlek sebgai hari libur nasional, juga diperbolehkannya kesenian Tionghoa diakses publik.
Terima kasih untuk segala kontibusimu bagi Indonesia.