Sepanjang dua tahun terakhir, wilayah Arktik di Kutub Utara kehilangan lapisan es seluas dua kali wilayah Prancis atau sepuluh kali luas Pulau Jawa. Demikian hasil pengukuran yang dilakukan National Centre for Scientific Research (CNRS) yang berbasis di Paris, Prancis.Pada pengukuran yang dilakukan pada September 2007, lapisan es di Arktik hanya seluas 4,13 kilometer persegi atau turun dari 5,3 kilometer persegi dari setahun sebelumnya. Artinya, lapisan es yang hilang mencapai 1,17 kilometer persegi. Luas Pulau Jawa sendiri sekitar 130.000 kilometer persegi.
“Tahun 2008 menjadi tahun kritis bagi setiap tingkatan, pelelahan ini mencapai jutaan berikutnya pada musim panas tahun 2008,” kata Jean-Claude Gascard, direktur lembaga tersebut seperti dikutip dari AFP, Kamis (24/1). Gascard memimpin misi ekspedisi ilmiah Damocles menggunakan kapal Tara untuk menjelajahi Perairan Arktik selama 16 bulan berturut-turut.
Hampir seluruh wilayah Arktik mengalami pengurangan terus-menerus. Dalam 20 tahun terakhir, sudah 40 persen lapisan yang meleleh dengan rata-rata dari 1,5 meter hingga tiga meter.
Kenaikan suhu atmosfer yang membuat musim panas lebih menyengat menjadi biang semakain cepatnya pelelahan lapisan es di Arktik. Para peneliti mencatat suhu udara sudah mencapai 10 derajat Celcius pada ketinggian antara 500 hingga 1000 meter.
Bahkan, pada musim panas 2007, wilayah Northwest Passage, untuk pertama kalinya menjadi perairan terbuka. Padahal, wilayah tersebut dikenal sebagai daratan es yang senantiasa menghubungkan Eropa dan Asia sejak pengamatan dilakukan pada tahun 1978. Kementrian Lingkungan Kanada mengatakan kondisi tersebut berlangsung lima minggu dan sempat dilalui 100 kapal.
Iklim kita sudah semakin tidak menentu. Sementara es di kutub terus mencair, di Baghdad, Irak justru turun hujan salju untuk pertama kalinya dalam 100 tahun terakhir.
Kemana lagi beruang kutub, pinguin, paus sperma, dll akan pergi? Tidak mudah bagi makhluk hidup untuk beradaptasi dengan lingkungan baru. Apa kita akan membiarkan mereka punah?
Sumber: KCM
Editor: Herwin
dengan mencairnya es maka suhu bumi semakin panas, air laut pun panas dengan demikian bisa diprediksi gas2 yang ada di bawah laut/buni akan naik ke permukaan seperti halnya senyawa beracun asam sulfida dan yang lainnya dalam jumlah besar dengan sekali hirup bisa membunuh semua mahluk di bumi.. bagaimana nasib Ibu Bumi dan kita anak-anaknya..
ya semua ini memang ulah kita, pencemaran/polusi, boros listrik, boros BBM, penebangan hutan, ya.. semua itu ulah kita. kita mesti merubah sikap kita, jika tidak dalam hitungan jari planet biru ini akan tamat… kita mau mengungsi kemana…
tindakan segera harus dilakukan, sebarkan pengumuman2 Global Warming yang sudah super kritis pada khalayak umum, biar masyarakat tahu dan sadar..
GLOBAL WARMING SUPER KRITIS
“SELAMATKAN IBU BUMI KITA”
HEMAT LISTRIK, HEMAT BBM, TANAM POHON, HINDARKAN POLUSI, KURANGI PENGGUNAAN PLASTIK, BERDOA SELALU PADA TUHAN KARENA TIDAK ADA YANG TIDAK MUNGKIN OLEH-NYA
“gas2 yang ada di bawah laut/bumi akan naik ke permukaan seperti halnya senyawa beracun asam sulfida”
Setelah membaca pernyataan Anda saya teringat fenomena lumpur Lapindo. Apa ini ada kaitannya dengan peristiwa tersebut?
——————————————–
Ya, betul, kita ga boleh egois, kalau kita pikir untuk jangka pendek mungkin Global Warming tidak terlalu parah dampaknya. Tapi kita juga harus berpikir untuk masa depan. Bagaimana anak dan cucu kita akan hidup nanti? Apa kita tega membiarkan mereka jadi korban “keganasan” kita terhadap lingkungan saat ini..
bantu hambat global warming dari hal2 yang kecil dulu aja.
seperti:
1.matikan lampu kalo ga dipake,
2.bawa minum dari rumah kalo mau ke sekolah, kampus, ato kantor jd ga usah buang2 plastik2 botol aqua
3.kalo beli buku yang tipis2 dan jumlahnya memungkinkan, taruh saja di dalam tas kita dan ga usah pake plastik ( bonnya taruh di dompet
4. penting bgt! usahain jangan pake sumpit kayu! pake aja garpu atau sumpit lain yang tidak terbuat dari kayu kalau lagi makan mie ayam, dll