Plastik supertipis secara permanen akan dilarang penggunaannya di China. Penggunaan kantong plastik yang lebih tebal masih diizinkan namun dibatasi dengan denda untuk menekan dampak pencemaran terhadap lingkungan.
Pemerintah China telah mengeluarkan keputusan yang melarang produksi, penjualan, dan penggunaan plastik dengan ketebalan kurang dari 0,001 inci atau sekitar 0,025 milimeter. Plastik tipis dianggap sebagi sumber pencemar utama karena mudah sobek sehingga cepat menumpuk sebagai sampah.
“Kantong belanja dari plastik, karena alasan penggunaan yang berlebihan dan sulit didaur ulang, menyebabkan sampah dan polusi terhadap lingkungan,” tulis pernyataan yang dirilis Pemerintah China dalam situs resminya. Aturan ini akan berlaku efektif mulai 1 Juni 2008.
Di China, sampah plastik merupakan salah satu penyebab masalah lingkungan yang utama, misalnya di Kota Shenzhen. Akibat pertumbuhan kota di bagian selatan China itu, setiap tahun setidaknya dibutuhkan 1,75 miliar ton kantong plastik hanya untuk kebutuhan satu kota.
Departemen Proteksi Lingkungan Shenzhen sejak November 2007 sudah memberlakukan denda untuk membatasi penggunaan plastik. Toko atau departemen store yang memberikannya cuma-cuma kepada konsumen diharuskan membayar denda hingga 50.000 Yuan (setara Rp 63 juta).
Tindakan China sepertinya sudah benar dan perlu diikuti oleh negara-negara lainnya, termasuk negara kita, Indonesia.
Tanpa sadar cukup banyak plastik yang kita gunakan setiap hari, bungkus makanan, kantong plastik, botol air mineral, dll. Padahal plastik itu sulit terdegradasi dalam tanah memakan waktu bertahun-tahun. Mungkin kita sering berpikir bahwa plastik dapat didaur-ulang, tapi itu akan memakan banyak energi dan memakan biaya, sehingga hanya sedikit yang melakukannya.
Maka itu, mulai dari sekarang kita harus meningkatkan kesadaran kita akan penggunaan plastik. Misalnya dengan menggunakan botol air dari rumah sehingga tidak perlu membeli setiap hari, menggunakan kantong plastik bekas atau mengganti kantong plastik dengan kantong kertas atau kain.
Selamat mencoba ya.. Save Our Species.. ^^
Editor: Herwin
Kapan giliran indo nh?? hahaha….
Makanya nih.. kapan indo yah
Tapi serba salah juga sih.. kalau pake kantong plastik lebih praktis, tapi pencemaran dari plastiknya.
Kalau pake kantong kertas cepet rusak, pake pohon juga bikin kertasnya, tapi mendingan sih, bisa di daur ulang..
ga usah ribet2 lagi! bawa aja tas kain yang enteng2 setiap kita mau pergi. kalau mau nenteng yang basah2, bisa bawa plastik yang lebih tebel dan reuseable (bukan yang sekali pake buang) . jadi, selain ngurangin pencemaran bisa ngurangin efek global warming.
dan menurut saya juga, ga usah nunggu ada kebijakan seerti itu di indo, langsung aja aplikasikan ke diri sendiri dan ajak teman2, dan keluarga kita. gampang kann?? 🙂
Eh iya, betul juga, dengan kantong kain. Bisa di cuci juga. Haha.
Yup, mungkin untuk sebagian orang bisa tanpa disuruh. Tapi untuk sebagian yang lain mungkin perlu sedikit “disadarkan” dengan peraturan.
Lagipula pasti banyak yang berpikir “Ah ngapain, kalau cuma saya sendiri bisa berefek apa, sedagkan berjuta-juta orang lain masih menggunakan kantong sekali pakai.”
Penggunaan plastic dianggap lebih minimalis dan cantik..padahal ya ngeri juga kalo kelamaan malah jadi tumpukan yang merusak lingkungan..bayangin aja butuh waktu lama utk menguraikan plastik.. more than 500 year. wow…