Keluarga (Ber)bahagia

Keluarga (Ber)bahagia happy family 1Hari ini gw ngeliat dua keluarga yang meunurut gw keluarga berbahagia.

Lalu, kenapa gw tulis “(Ber)bahagia”? Karena bahagia adalah sebuah pilihan. Gw pernah denger sebuah kutipan “Decided to be happy”. Dari sana jelas, mau bahagia atau ngga, itu keputusan kita. So, kita yang harus aktif, bukan kebahagiaan datang begitu saja. Kita bisa bahagia kalau kita tau jalan yang benar, dan tau cara bersyukur. Seorang anak orang kaya yang selalu makan enak, ketika diberi makan nasi goreng setiap pagi, akan mengeluh. Tapi anak seorang miskin yang untuk makan saja sulit, akan sangat bersyukur ketika bisa makan nasi goreng setiap pagi.

Lanjut ke dua keluarga berbahagia tadi,, yang pertama gw ketemu di gereja.
Keluarga ini sering bahkan hampir selalu gw liat setiap minggu, soalnya di gereja udah ada tempat-tempat kebiasaan, gw biasa duduk di sayap kanan, depan tembok, nah si keluarga ini biasa 2 atau 3 bari di depan gw. Ini keluarga isinya satu bapa, satu ibu, dua anak cowo, sama satu anak cewe.

Gw pernah kenal sama si bapa dari keluarga itu, jadi dulu gw pernah dateng agak telat dari biasa gw dateng, jadi tempat gw udah ada yang dudukin, alhasil gw duduk lebih depan sedikit, sebelah gw kosong tadinya, dan si keluarga ini yang menempati. Gw ngobrol sama di bapa, dan sedikit sama si ibu, mereka bener-bener ramah, dan ya.. beda lah dengan ngobrol sama orang lain yang baru kenal. Oya, si bapa ini ternayata lulusan Binus jaman dulu, waktu masih STMIK atau ATK gitu, lupa..

Secara biasa mereka duduk di depan gw, mau ga mau gw sering ngeliat mereka. Mereka bener-bener punya hubungan yang harmonis, gw aja yang ngeliat seneng, apalagi mereka ya.. Diberkatilah keluarga ini 🙂 Mereka sering bercanda-bercanda kecil, ya walaupun di gereja sih, tp gpp lah, ga membuat keributan juga. Orangtua seperti sahabat buat anak-anaknya, anak-anaknya akbrab. Semoga keluarga gw nanti bisa lebih baik dari keluarga ini. Heheh.

Nah, yang kedua, pasangan suami istri yang barusan gw dateng ke pesta intan perkawinannya (60Keluarga (Ber)bahagia happy family2 2 tahun). Wah, yang ini bener-bener deh, si bapa senyum terus, bahagia sekali sepertinya. Dia cerita, “Dulu tinggal di desa, ga ada listrik, ga ada ledeng, kalau mandi, cuci muka ke sungai. Kenalan sama istrinya dari orangtua, dijodohin, 3 bulan setelah kenal langsung nikah, ga ada pacaran-pacaran. Dulu saya kerja jualan barang ke pedalaman, naik perahu, bisa 10 hari sekali pergi, kalau udah malam, numpang di desa orang, tidur pake alas tilam(tikar). Terus waktu istri saya mau melahirkan, di sana ga ada bidan, jadi harus ke daerah lain, sewa perahu, dayung berdua, sekitar 4 jam baru sampai, waktu itu masih muda, ga ada pengalaman, ga mikir gimana kalau anaknya sampai lahir di perahu. Orang sekarang udah enak, ada rumah sakit dekat, masih aja kalau melahirkan maunya di Singapur.. Hahah.”

Menurut gw dia udah jadi orang yang berhasil, dia berhasil membangun bisnisnya (ada diceritakan sedikit, bisnisnya sudah berusia 95 tahun, menghidupi 4 generasi, terlihat juga dari acara tadi), berhasil menghidupi dan mendidik keluarganya (dia punya 8 anak), berhasil membangun relasi yang baik dengan orang lain (terlihat dari respect para tamu, beda dari acara biasa), berhasil menjadi orang yang berpengaruh, dan yang paling penting dia berhasil untuk berbahagia. Semua anak-anaknya lengkap, hadir semua. Ada juga yang dari Amerika, menantu dan kelurganya (dia punya menantu orang Amerika). Sekarang dia tinggal di Amerika dan Jakarta. Oya, bapa ini punya gelar DR loh.. Hebat ya..

Satu lagi, dia berhasil mencintai orang yang dulu tidak memiliki perasaan apa-apa. Bayangin, dia dijodohkan, tanpa pacaran, 3 bulan kemudian menikah. Kalau kita bandingkan dengan orang sekarang, pacaran-putus pacaran-putus, bahkan sampai menikahpun masih ada cerai. Kalau yang gw liat, mereka punya hubungan yang mesra sampai sekarang. Jempol deh!

Setelah gw pikir-pikir, mungkin cara gw untuk menjadi lebih bahagia adalah dengan menjadi orang yang lebih tegas, terutama dengan diri gw sendiri. Gw ga boleh biarin sesuatu yang ga jelas bikin gw jadi down, sampe gw kehilangan semangat untuk menghidupi hari-hari gw. Sesuatu yang membuat fokus gw jadi buyar, putuskan dengan tegas.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *