Self Destructive Habits – Penolakan Perubahan

Sigmoid Curve

Perubahan seharusnya dilakukan sebelum kita mencapai kurva turun. Melakukan perubahan bukan hal mudah, apalagi pada saat itu tren masih naik, orang-orang masih menikmati indahnya kondisi saat itu, perubahan yang dilakukan akan mengganggu kenyamanan dan pasti menimbulkan resistensi. Namun disanalah saat yang paling tepat, karena kita masih memiliki daya / aset / keuangan untuk melakukan perubahan demi menjaga pertumbuhan.

Sebaliknya jika sudah sampai pada kurva turun, daya / aset / keuangan sudah minim bahkan tidak cukup untuk melakukan perubahan, di sisi lain orang-orang akan mendesak dilakukan perubahan, karena kondisi sudah tidak nyaman.

Perilaku merusak yang menentang perubahan:

  1. Denying / Penyangkalan
    Kencenderungan menolak adanya pilihan lain
  2. Arogan
    Meremehkan orang lain, merasa pandai
  3. Competitive Myopia
    Tidak mampu melihat jauh kedepan, hanya bisa melihat yang ada di depan
    Penjual kopi hanya bersaing dengan penjual kopi lain, padahal ada saingan lain, yaitu orang membuka kedai kopi, yang terjadi adalah perubahan model bisnis. Persaingan buku ensiklopedi Britannica dengan Americana, tergerus oleh Microsoft yang menerbitkan software ensiklopedi.
  4. Competency Dependence
    Ketergatungan pada kompetensi yang sudah kita pahami saja, tidak mau belajar
  5. Teritorial Impulse
    Hanya mau bekerja pada bidangnya, tidak mau mencoba sesuatu yang baru, tidak melakukan improvement
  6. Complecency
    Zona nyaman, hanya mau mengerjakan apa yang sudah mampu dilakukan, di tempat yang sudah dikenal. Quitter, Camper, Climber.
  7. Volume Obsession
    Menaikan volum terus-menerus, padahal pada suatu titik akan terjadi kekacauan (envelope curve)

IndonesiaX – Change Management

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *