Senyum -> Bahagia atau Bahagia -> Senyum?

Hari ini ga ada kuliah.. Tapi gw tetep dateng ke Binus, ke ATL, soalnya masih utang jam, sekalian terus berusaha mengerti store procedure dan kodingan-kodingan lainnya. Hmm.. Kira-kira 5,5 jam gw di sana, dari jam 11.30 sampai 17.00.

Gw pulang naik 91, dan tumben-tumbennya hari ini ada seniman jalanan yang menurut gw cukup ramah. Dia nyanyi pake gitar, kalo gw nilai sih dia emang niat nyanyi, suaranya cukup bagus (Ga kaya yang biasanya, nyanyi hanya sekedar formalitas, jadi suaranya ga gitu enak, cuma supaya ga dianggap minta-minta mungkin). Abis itu ada orang yang ngasih uang dan dia senyum sambil bilang “makasih kak”, tergeraklah gw, jadi ikut ngasih juga. Hehe.

Tips buat seniman jalanan: Jadilah seniman yang seperti itu, berniat, dan ramah. Jadi mau ngasih juga seneng dan iklas. Bukan yang nyanyi hanya sekedar formalitas, atau bahkan dengan nada-nada mengancam, kami(gw) sama sekali ga tergerak untuk orang-orang seperti itu.

Nah abis itu gw lanjut naik bajaj, eh ternyata tukang bajajnya juga baik hari ini, pas gw bayar dia senyum dan bilang “makasih” duluan. Biasanya mah tukang bajajnya tanpa ekspresi dan ga bales kalo gw bilang makasih. Haha.

Akhirnya waktu gw mau nulis ini, gw jadi mikir, sebenernya senyum akan menimbulkan kebahagiaan atau kebahagiaan bisa memunculkan senyum?

Kalau pendapat gw sendiri, senyum itu yang akan menjadi kebahagiaan, lalu kebahgiaan itu juga akan menjadi senyum. Jadi, tersenyumlah! Walaupun keadaan sedang ga baik, tapi senyum kita selain bisa menjadi penghibur buat diri kita sendiri, juga bisa jadi berkat buat orang lain. Senyum kan ga bayar.. Malah senyum itu ibadah. Hehe.

 

Oya, renungan dari Jawaban.com hari ini bagus banget buat gw. Mengingatkan gw untuk bersyukur dan menikmati kehidupan. Menjadi bahagiaan adalah keputusan!
Ini gw copy renungannya (gw edit dikit):

Menikmati Hidup

Pengkhotbah 3:13
Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.

Bila kita tidak dapat memiliki apa yang kita sukai, belajarlah untuk menyukai apa yang kita miliki. Salah satu kunci kebahagiaan adalah bila kita dapat menikmati apa yang kita miliki. Ketimbang menginginkan milik orang lain, kita mengucap syukur dengan apa yang kita miliki. Ketimbang marah melihat orang lain diberkati, kita menghitung berkat yang telah kita terima dari Tuhan.

Kitab Pengkhotbah berkata bahwa kemampuan untuk menikmati apa yang kita miliki adalah karunia Tuhan. Bila kita hidup di dalam Tuhan, maka Dia akan memberikan hikmat kepada kita sehingga kita dapat melihat kehidupan ini seperti Tuhan melihatnya. Nilai-nilai Tuhan akan menjadi nilai hidup kita. Tuhan akan memberikan kepuasan dalam hidup kita, sebab Dia mau memberikan diri-Nya sendiri. Dia disalib, mati dan bangkit untuk kita.

Kehidupan yang jauh dari Tuhan adalah kehidupan yang sia-sia. Sia-sialah kita memiliki harta benda yang berkelimpahan bilamana kita tidak dapat menikmatinya. Sia-sialah kita diberi makanan yang enak, bilamana kita tidak dapat menikmatinya!

Menikmati dan mensyukuri hidup yang dianugerahkan Tuhan bagi Anda adalah kunci kebahagiaan sejati.

Sumber: Jawaban.com

GBU ^^

1 thought on “Senyum -> Bahagia atau Bahagia -> Senyum?”

  1. Gibson, ferry, felix

    Bukan yang nyanyi hanya sekedar formalitas, atau bahkan dengan nada-nada mengancam, kami(gw) sama sekali ga tergerak untuk orang-orang seperti itu. >>> kita bertiga gak stuju win.. buktinya y pas gibson ma felix naik 91 ada yg maksa gt felix kasih2 aja walaupun cuma 200 perak.. pelid sech.. haha g maw kasih tuh tapi kata felix keenakan .. ydah g lanjud bcanda lage ma felix.. klaau ferry sech tergantung (depend) hahaha kalau ce cakep yg nyanyi dia kasih dah.. ce cakep lowh .. huahahaha

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *