
Mumpung suasana natal masih hangat nih.. Saya mau membahas masalah natal juga. Bukan maksudnya saya menentang natal ya, saya juga merayakan natal kok. Jadi ini cuma untuk pengetahuan saja. Hehe.
Kenapa sih natal dirayakan pada tanggal 25 Desember?
Apa Yesus lahir pada tanggal 25 Desember?
Nah jadi begini,,
Apabila kita melihat di peta, maka kita akan menemukan bahwa Israel terletak di sebelah utara garis khatulistiwa, hampir sejajar dengan Jepang, yang berarti bulan Desember adalah musim dingin. Bagaimana dengan catatan Injil yang menjelaskan tentang para gembala pada malam kelahiran Yesus dalam Lukas 2:8 “….gembala-gembala yang tinggal di padang menjaga kawanan ternak mereka pada waktu malam”? Hal ini menunjukkan bahwa kelahiran Yesus pasti bukanlah pada bulan Desember.
Seseorang bernama Klemens dari Alexandria membuat perhitungan bahwa Yesus dilahirkan pada tanggal 25 Pachon, yaitu tanggal 20 Mei. Tetapi itu pun bukan merupakan suatu kepastian.
Pada jaman itu, merayakan ulang tahun hanyalah kelaziman orang kafir. Satu-satunya ulang tahun yang kita baca di Perjanjian Baru adalah ulang tahun Herodes Antipas (lihat Matius 14:6). Dan gereja pada jaman itu tidak merayakan kelahiran Yesus melainkan kebangkitan-Nya. Baru sekitar abad ke-3, umat Kristen di Mesir mulai merayakan Natal. Tanggal yang digunakan adalah 6 Januari, bertepatan dengan suatu hari raya umum.
Gereja di Roma baru mulai merayakan Natal pada akhir abad ke-4, dan tanggal yang dipilih adalah 25 Desember. kenapa tanggal 25 Desember? Pada tanggal 25 Desember matahari kembali bersinar di belahan bumi utara setelah beberapa waktu matahari bersinar sangat singkat atau bahkan tidak terbit, sehingga keadaan menjadi dingin dan suram. Nah, ketika tanggal 25 Desember matahari muali bersinar normal, dan hari itu dirayakan oleh orang-orang dengan penuh sukacita. Tidak lama kemudian kebiasaan merayakan Natal pada tanggal 25 Desember itu pun ditiru oleh gereja-gereja di tempat lain. Dan hingga sekarang, Natal dirayakan setiap tanggal 25 Desember oleh hampir semua gereja.
Jadi begitulah sejarahnya hari natal kita sekarang ini diperingati pada 25 Desember..
Lalu, kapan sebenarnya Yesus lahir? Sampai sekarang masih belum ada yang berani memastikan.
Jadi ya.. percaya saja bahwa Tuhan pasti mempunyai suatu rencana di balik ditetapkannya tanggal 25 Desember sebagai hari natal. Lagipula, hari natal itu hanya simbol, seharusnya kita merayakan kehadiran Yesus setiap hari dalam hidup kita, tidak hanya pada hari natal.
Merry Christmas..!! HoHoHo..
GBU
Berbagai Sumber
Editor: Herwin
TUHANmu, TUHANku, dan TUHAN kita semua;
1. Coba lihat kembali sejarah manusia dlm mencari TUHANnya, mulai dari men-TUHAN-kan Patung, Binatang, Matahari sampai Dewa-2, Bagaimana dan apa sj yg dilakukan dengan TUHANnya ?, Mengapa semua terjadi spt itu ?
2. Kemudian bagaimana, kapan, dan dimana Agama-agama itu lahir ?
3. Kalau masing-2 Agama mempunyai TUHAN sendiri-2, alangkah banyaknya TUHAN ini ! dan kalau betul demikian, bagaimana TUHAN-2 itu bersahabat dan berdebat ! dan mungkin berkelahi kali ! kalau betul TUHAN lebih dari satu ! (logika Manusia, APA IYA ?).
4. Pastikan TUHAN ini Cuma satu dan tdk mungkin banyak (logika kita/ akal rasio, coba renungkan dalam-2).
5. Masa iyah, masing-2 Agama punya Syurga dan Neraka sendiri-2, sesuai Tuhannya setiap Agama ?
6. Jadi TUHANnya Orang Budha, Hindu, Kristen, Shinto, Kong Huchu, ISLAM, aliran kepercayaan mungkin SAMA ? dan hanya SATU (maha Esa !) TUHAN.
7. Kalau TUHAN hanya satu dan Cuma satu-satunya, yang mana diantara TUHAN-TUHAN itu yg mrpk TUHAN sesungguhnya dan siapa beliau ini ? (Mr. X itu ?) dan spt apa wujudnya TUHAN itu ? (setiap orang akan berpikir sesuai dg persepsi masing-2 kan ).
8. Bagaimana manusia (ciptaannya) mengetahui bhw Dia adl TUHANnya dan bagaimana TUHAN menyatakan dirinya serta memberitahukan bhw Dirinya adl TUHAN yg sesungguhnya bagi alam semesta beserta isinya (manusia, fauna, & flaura) ?.
9. Silahkan pelajari semua agama (PROTESTAN, KATHOLIK, ADVENT, ISLAM, HINDU, BUDHA, SINTO, KONG HUCHU, Aliran Kepercayaan) berikut kitab-2 sucinya (TAURAT, ZABUR, Perjanjian Lama, Perjanjian Baru, INJIL, AL QUR`AN, WEDA, Dll) apa saja isi kitab-kitab suci dan bagaimana proses diturunkan (dibuatnya) ?
10. Jangan pernah berhenti mencari TUHAN yg sesungguhnya, niscaya dan insyaa ALLAH, TUHAN yg sesungguhnya akan menemui kita.
11. SELAMAT MENCARI, semoga TUHAN yg sesungguh akan segera menemui kita, amien.
BISARA SIANTURI bercerita;
Lelaki bernama Bisara Sianturi ini bukannya sembarangan lelaki. Dia ialah anak muda yang fanatik dengan agama Prostestan.
Apa yang menarik mengenai Bisara ini, ialah percubaannya untuk mempengaruhi sebuah keluarga muslim di Medan agar menerima ajaran Kristian Prostestan berkesudahan dengan kegagalan. Namun dari ketewasannya berdialog dengan seorang haji, menjadi penyebab dia mendapat hidayah dari Allah SWT.
Bisara Sianturi dilahirkan di Tapanuli Utara pada 26hb Jun 1949. Dia dibesarkan dalam didikan keluarga yang taat penganut Prostestan.
Pada tahun 1968 Bisara telah merantau ke Kota Medan. Nasibnya agak baik kerana berkesempatan berkenalan dengan keluarga Walikota(Datuk Bandar) Medan ketika itu, Ahmad Syah. Dari kemesraan hubungan itu dia mendapat kesempatan tinggal bersama-sama di rumah keluarga walikota berkenaan.
Bisara mengaku, selama tinggal di rumah keluarga walikota tersebut, dia cuba mendakwah anak-anak walikota itu lagu-lagu gereja. Kebetulan anak-anak walikota dekat dengannya dan suka dengan lagu-lagu yang diajarkannya. Sementara walikota sendiri tidak pernah marah kepadanya. Bahkan dia pernah bertanya kepada walikota tentang agama apa yang baik. Walikota itu menjawab, bahawa semua agama itu baik.
Pemikiran terbuka walikota seperti itulah uyang membuatnya senang dan berani mengajarkan lagu-lagu gereja kepada anak-anaknya. Menurutnya, kalau orang sudah memeliki pemikiran seperti ini, biasanya akan mudah diajak masuk Kristian.”Saya berniat mengkristiankan keluarga ini. Pertama-tama melalui anak-anaknya dulu. Makanya saya ajari mereka lagu-lagu gereja. Anehnya, mereka suka sekali dengan lagui-lagu yang saya ajarkan,” kenang Bisara Sianturi.
Usaha Bisara untuk mengkristiankan keluarga walikota melalui anak-anaknya ternyata tidak boleh berjalan dengan lancar. Di rumah walikota itu tinggal juga bapa mertuanya, Haji Nurdin. Meskipun walikota tidak merasa keberatan anak-anaknya diajarkan lagu-lagu gereja, tetapi Haji Nurdin tidak suka kalau cucu-cucunya diajarkan lagu-lagu gereja oleh Bisara.
Pada suatu petang, di ruang depan rumah walikota, Haji Nurdin mengajak Bisara untuk bercakap masalah serius. Haji Nurdin yang luas pengetahuan agamanya ini mengajaknya berdialog mengenai agama. Bahkan beliau menawarkan diri untuk masuk Kristian jika Bisara mampu menyakinkan Haji Nurdin melalui hujah-hujahnya.
“Kalau kamu boleh menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan benar, saya berserta keluarga saya seluruhnya dengan ikhlas dan sukarela akan mengikuti kepercayaan kamu,” kata Haji Nurdin waktu itu. Tawaran itu tentu saja menggugat hati Bisara. Dia dengan bersemangat menyanggupinya. Dia mengira akan dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan Haji Nurdin dengan mudah. Ternyata kemudiannya semua pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh Haji Nurdin membuat keyakinnannya terhadap Kristian pula goyah.
“Mana lebih dahulu Tuhan dengan air?” tanya Haji Nurdin.
“Pak Haji ini bercanda. Anak kecil juga bisa menjawab,” ucap Bisara.
“Saya tidak bercanda. Kalau kamu boleh menjawapnya, saya dan keluarga akan masuk agamamu!” tegas Haji Nurdin.
“Tentu lebih dahulu Tuhan, kerana Tuhanlah yang menciptakan air,” jawab Bisara.
“Kalau begitu, bila Tuhan kamu lahir? Bukankan Tuhanmu, Jesus, lahir pada tahun 1 Masehi? Bukankah tarikh Masehi yang kita pakai sekarang ini mengikuti tarikh kelahiran Jesus? Bukankah sebelum Jesus lahir setelah ada air? Kalau begitu air lebih dulu ada sebelum adanya Tuhanmu?” balas Haji Nurdin. Bisara kebingungan sendiri. Tetapi dia dengan mudah menjawabnya kembali.
“Jesus itu’ kan anaknya Tuhan.”
“Bukankah dalam ajaran agamamu dikenal ajaran “Trinitas” yang menganggap tiga tuhan, iaitu Tuhan Bapak, Jesus dan Roh Kudus sebagai satu kesatuan yang tidak boleh dipisahkan? Satu bererti tiga dan tiga bererti satu. Kalau demikian, tidak mungkin kita memisahkan Tuhan Bapak, Jesus dan Roh Kudus.
“Kalau Tuhan Jesus jatuh atau diragukan dengan pertanyaan seperti tadi, bererti yang lain juga ikut jatuh,” kata Haji Nurdin.
Bisara tambah bingung. Ianya tidak boleh membantah lagi.
“Yang kedua. Dalam Injil Matius pasal 27 ayat 46, disebutkan bahawa Jesus meminta tolong ketika sedang disalib. Cuba kamu fikir, bagaimana mungkin Tuhan yang Maha Sempurna minta tolong, Kalau Tuhan minta tolong, bererti dia tidak pantas dianggap Tuhan,” kata Haji Nurdin.
Kali ini Bisara tambah terkejut. Dia tidak menyangka Haji Nurdin mengerti banyak tentang Injil. Oleh itu, dia tidak mampu menjawab lagi.
Bisara kesal, meskipun semua meresap ke dalam hatinya, tetapi ia tidak menerima begitu saja. Dia balik bertanya kepada Haji Nurdin tentang kebiasaan orang islam menyunat anak-laki-lakinya.
Al-Haj Lord Headly Al-Farooq
Seorang Bangsawan, Negarawan dan Pengarang
Mungkin ada kawan-kawan saya yang mengira bahwa saya telah terpengaruh oleh orang-orang Islam. Dugaan itu tidak benar, sebab kepindahan saya kepada agama Islam adalah timbul dari kesadaran saya sendiri, hasil pemikiran saya sendiri.
Saya telah bertukar pikiran dengan orang-orang Islam terpelajar tentang agama hanya terjadi beberapa minggu yang lalu. Dan perlu pula saya kemukakan bahwa saya sangat bergembira setelah ternyata bahwa semua teori dan kesimpulan saya persis seluruhnya cocok dengan Islam.
Kesadaran beragama, sebagaimana yang ditegaskan oleh Al-Qur’an, harus timbul dari kebebasan memilih dan putusan yang spontan, dan tidak boleh ada paksaan. Mengenai hal ini, Jesus Al-Masih menyatakan kepada para pengikutnya:
“Dan orang tidak akan dapat menerima kamu atau memperhatikan kata-kata kamu, apabila kamu meninggalkan dia.” — Injil Markus, VI, 2.
Saya banyak mengetahui tentang aliran Protestan yang fanatik, yang berpendapat bahwa kewajiban mereka ialah mendatangi rumah-rumah orang Katolik Roma untuk mengusahakan supaya kawan-kawan se-“kandang”-nya itu bertaubat. Tidak bisa diragukan lagi bahwa tindakan yarig menyolok ini, adalah suatu tindakan yang tidak jujur, bahkan setiap jiwa yang murni akan mengutuknya, karena hal itu dapat membangkitkan pertentangan-pertentangan yang menodai keluhuran agama. Maaf saya katakan, bahwa kebanyakan misi Nasrani juga telah mengambil langkah-langkah yang sama terhadap saudara-saudaranya yang memeluk agama Islam. Saya tidak habis pikir; mengapa mereka selalu berusaha memurtadkan orang-orang yang pada hakekatnya lebih dekat kepada ajaran Jesus yang sebenarnya dari pada mereka sendiri?! Saya katakan demikian, sebab dalam hal kebaikan, toleransi dan keluasan berpikir dalam akidah Islam lebih dekat kepada ajaran Kristus, dari pada ajaran-ajaran sempit dari Gereja-gereja Kristen sendiri.
Sebagai contoh ialah Kredo Athanasia yang mengecam akidah Trinitas dengan keterangannya yang sangat membingungkan. Aliran ini yang sangat penting dan berperanan menentukan dalam salah satu ajaran pokok dari Gereja, menyatakan dengan tegas bahwa dia mewakili ajaran Katolik, dan kalau kita tidak percaya kepadanya, kita akan celaka selama-lamanya. Tapi kita diharuskan olehnya supaya percaya kepada akidah Trinitas. Dengan kata lain. Kita diwajibkan beriman kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Agung, kemudian pada waktu yang sama kita diharuskan menutupinya dengan kezaliman dan kekejaman, seolah-olah kita menutupi manusia paling jahat. Sedangkan Allah swt. amat jauh dari kemungkinan bisa dibatasi oleh rencana manusia lemah yang mempercayai akidah Trinitas atau Tatslits.
Masilh ada satu contoh lagi tentang kemauan berbuat baik. Saya pernah menerima surat –tentang kecenderungan saya kepada Islam– dimana penulisnya menyatakan bahwa apabila saya tidak percaya kepada ke-Tuhan-an Yesus Kristus, saya tidak akan mendapat keselamatan. Pada hal soal ke-Tuhan-an Yesus itu menurut pendapat saya tidak sepenting soal: “Apakah Yesus Kristus telah menyampaikan Risalah Tuhan kepada manusia atau tidak?” Jika saya meragukan soal ini, pastilah pikiran saya akan tergoncang. Akan tetapi, alhamdulillah, saya tidak ragu-ragu sedikitpun, dan saya harap bahwa kepercayaan saya kepada Yesus dan segala ajarannya tetap kuat seperti keyakinan setiap orang Islam atau setiap pengikut Yesus Kristus. Sebagaimana yang sering saya kemukakan bahwa agama Islam dan agama Kristen yang diajarkan oleh Yesus sendiri, adalah laksana dua saudara sepupu. Antara kedua agama itu hanya berbeda dengan adanya dogma-dogma dan tatacara yang mungkin tidak diperlukan.
Sekarang ini manusia sudah mulai menjurus kepada ketiadaan iman kepada Allah s.w.t. manakala mereka diminta supaya percaya kepada dogma-dogma dan kepercayaan-kepercayaan yang berpandangan sempit, dan dalam waktu yang bersamaan manusia haus kepada suatu agama yang dapat berbicara kepada akal dan athifah (sentiment) kemanusiaan.
Siapakah yang pernah mendengar bahwa seorang Muslim menjadi seorang atheist? Memang mungkin ada beberapa kejadian, tapi saya sangat meragukannya. Saya tahu ada beribu-ribu orang pria dan wanita, yang dalam hatinya adalah Muslim, akan tetapi secara biasa mereka tidak berani mengemukakan isi hatinya secara terang-terangan, dengan maksud supaya bisa menghindari gangguan-gangguan dan kesulitan-kesulitan yang akan dialami kalau mereka menyatakan ke-Islamannya secara terbuka. Justru saya sendiri mengalami yang demikian itu selama 20 tahun dalam keimanan saya secara terang-terangan yang telah menyebabkan hilangnya pikiran baik dari teman-teman saya.
Saya telah menerangkan alasan-alasan saya, mengapa saya menghormati ajaran-ajaran Islam, dan saya umumkan bahwa saya sendiri telah memeluk Islam lebih baik dari pada sewaktu saya masih seorang Kristen. Saya hanya bisa mengharap bahwa kawan-kawan saya mau mengikuti contoh ini yang saya tahu adalah suatu contoh yang baik, yang akan membawa kebahagiaan kepada setiap orang yang memandang langkah hidup saya sebagai suatu kemajuan dan jauh dari bersifat bermusuhan terhadap agama Kristen.
Tentang Pengarang : Lord Headly Al-Farooq
Lord Headly Al-Farooq dilahirkan pada tahun 1855. Beliau adalah seorang bangsawan Inggris, negarawan dan pengarang. Belajar pada Universitas Cambridge dan menjadi seorang bangsawan pada tahun 1877, mengabdikan diri dalam kemiliteran dengan pangkat Kapten, dan terakhir sebagai Letnan Kolonel dalam Batalion IV Infanteri di North Minister Fusilier. Walaupun beliau seorang insinyur, beliau berkecimpung juga dalam bidang kesusastraan. Beliau pernah menjabat sebagai Redaktur s.k. “Salisbury Journal” dan banyak mengarang buku-buku, dan yang paling terkenal ialah “A Western Awakening to Islam”.
Beliau telah menyatakan ke-Islaman-nya pada tanggal 16 Nopember 1913 dan berganti nama menjadi Syaikh Rahmatullah Al-Farooq. Beliau banyak melakukan perjalanan, dan pernah mengunjungi India pada tahun 1928.
tanggapan ttg natal..kok respon yg ada ttg ajakan ke agama lain..piye iki..
bilamana Isa almasih itu bukanlah tuhan, maka Ia bukanlah juga nabi sebagai mana anda percayai atau Ia lebih cocok sebagai orang gila .tak ada nabi/hamba Allah yang mau menyatakan dirinya sebagai Tuhan. Iapun mati di kayu salib karena dosa dosa kita sampai sampai ia rela(makluk apa mau mati demi semua orang yang berdosa). anda dapat membaca di Alkitab bahwa Allah Bapa tak pernah memalingkan mukanya dariNya .kenapa Ia sampai berteriak “Eli,Eli lama Sabatani”?Karena dosa manusia (Dan dosa anda juga )yang dipanggul Oleh Dia begitu menjijikan di hadapan Allah . Anda melihat sampah saja jijik ,apalagi Bila Allah melihat dosa(ketahuilah bahwa dosa itu suatu kejijikan di hadapan Allah). Di [plalu Liatlah di surat Ibrani bahwa ketika menjadi manusia Isa almasih itu lebih rendah dari pada malaikat. Ia tak dapat mengeluarkan cahaya Ilahinya .Dan juga ia setia kepada bapa sampai sampai ia tak mau melanggar segala perintah Bapa .aka sekrang cuma ada dua pilihan ,bahwa Isa Almasih itu memang Allah yang hidup, atau ia hanya sama sekali bukan nabi(ketahuilah tak ada nabi Allah yang mengaku dirinya itu Anak manusia/Allah)
Kalau Yesus dan sahabatnya tidak merayakan Natal, knp sekarang ada perayaan itu. Apakah anda tdk takut menambah nambahi ajaran Yesus, kalau begitu bisa tidak murni lagi ajaran nya, lama-lama tergantikan dengan budaya-budaya baru,
Mana yang lebih adil? seorang menanggung dosa dan pahala nyasendiri2 sesuai gd perbuatannya atau seorang menebus dosa seluruh umat manusia? Tuhan Maha Adil?
Kenapa yesus disalib?siapa yg menyalib yesus?
@hamba:
1. Apa Anda menemukan hal negatif yang menyebabkan perayaan Natal lebih baik ditiadakan (dalam hal iman)? Apakah segala hal yang tidak dicontohkan pada masa lalu berarti tidak boleh dilakukan sekarang (baca: kaku)?
Menurut saya pribadi yang paling penting untuk dimurnikan adalah hati kita masing-masing.
2. Apakah adil menurut Anda, jika seorang pengemis(bukan profesi) diberi sedekah oleh orang yang lebih mampu?
Keadilan tidak selalu secara kaku dipandang sebagai “semua sama”, tetapi melakukan/mendapat sesuai dengan kapasitas. Dan satu lagi, kebaikan kadang melanggar batas-batas keadilan.
Ya, TUHAN maha adil.
3. Untuk lebih jelasnya Anda bisa baca pada Kitab Suci agama Kristen/Katolik (baca: Alkitab), atau setidaknya gunakan search engine.
Iman harus dilandasi dengan fakta2 yang ada baru keimanan itu dikatakan keimanan kepada sesuatu yang benar. Misal,saya iman dan percaya kepada batu dan kayu dan saya sembah sebagai Tuhan. Apakah keimanan saya terhadap batu dan kayu itu merupakan keimanan yg benar?mari kita bahas. Keimanan semacam itu keliru karena apa?akal pikiran manusia dan fakta2 yg ada sangat tidak mendukung/mengiyakan bahwa batu dan kayu itu mampu sebagai Tuhan (karena Tuhan pencipta segalanya) dan batu kayu itu sejauh kita melihat dari jaman dulu sampai skrg tak pernah mampu berbuat apa2. Berarti faktanya batu dan kayu bukan Tuhan karena tak ada kekuatan apapun didalamnya,benar begitu? Siapapun yg berakal waras menurut logika sehat pasti mengatakan demikian kecuali dia gila dan bersekutu dengan setan.
Nah disini apakah keimanan kalian tentang hari natal 25 Desember itu sebagai hari lahir Yesus benar? Secara anda menyebutkan bahwasanya sejarah mengatakan lain namun anda tetap mengimaninya sebagai suatu kebenaran karena alasan apapun misal karena gereja,org lain dan ortu anda jg mengimaninnya. Saya katakan keimanan semacam itu menurut akal pikiran manusia yg menggunakan logika sehatnya pasti mengatakan keliru karena faktanya tidak demikian sprti halnya tadi iman kepada batu dan kayu. Nah coba disini anda sekalian renungkan baik2 tentang keimanan kalian,karena tak semua keimanan itu benar. Keimannan yang baik belum tentu benar,namun keimannan yg benar sudah pastilah baik (logikanya seperti itu). Coba renungkan baik2 pernyataan saya dibawah ini:
Agama datangnya dari Tuhan yg Esa bukan? Bukan datang dari orang tua kita. Dari sekian banyak agama didunia tidak semuanya benar bukan?(menurut kepercayaan masing pasti menganggap agama selain agamanya keliru). Nah sebagian besar manusia beragama itu berdasarkan agama yg telah dipeluk orang tuannya terlebih dulu (tdk semua) benar begitu? Jika orang tua anda manusia biasa pastilah belum tentu ajaran agama yg mereka peluk itu benar karena beliau jg seperti anda benar begitu? Contoh seorang haji anaknya pasti islam,seorang pendeta anaknya pasti kristen dsb. Coba bayangkan anda diposisi berlainan dari sekarang apakah anda masih menganggap agama yg anda peluk sekarang itu masih kebenaran? Misal yg skrg lahir jd Islam bayangkan anda lahir dari kristen,begitupula seorang kristen lahir dari Islam. Sejenak netralkan faham agama anda sekarang. Apakah anda akan tetap mengimani apa yg anda peluk sekarang? Saya rasa belum tentu. Nah bagaimana solusi mencari kebenaran suatu agama? Caranya adalah dengan belajar banyak agama dan membandingkan antara kebenaran2 itu,pasti akan ketemu karena hati nurani itu tak pernah bohong akan kebenaran dan kesalahan seperti halnya pencuri tau bahwa apa yg dia lakukan itu salah. Saya tidak mengajak anda2 sekalian untuk hijrah dari islam ke kristen atau sebaliknya namun saya mengajak anda2 sekalian mencari kebenaran sejati. Kebenaran sejati dari Tuhan takan pernah bisa bersembunyi. Mari yang islam belajar agama lain,kristen belajar agama lain,budha belajar agama lain dsb. Lalu bandingkanlah dari agama2 yg kalian pelajari mana yg menurut anda benar berdasarkan hati nurani anda. Karena agama itu berasal dari satu zat yang Esa dialah Tuhan YME. Dan pastinya jika anda tidak dari sekarang mencari kebenaran dan mempertahankan kebenaran agama anda dan semisal diakhirat terbukti anda salah apa iya anda akan masuk surga?sedangkan didunia anda sama sekali tak pernah menyembahnya. Mintalah surga kepada Tuhan yg anda sembah itu,padahal Tuhan yg anda sembah itu tak ada sama sekali. Apa anda nantinya tidak termasuk sebagai golongan orang2 yang merugi?hanya karena ngotot mempertahankan kepercayaan orang tua (manusia biasa) yg belum tentu benar. Coba renungkan ini baik2 didalam hati sanubari anda. Salam 🙂
Hi Panji Sang Penakluk Wanita, terima kasih mau memberikan tanggapan 🙂
Kesan pertama saya membaca comment Anda, Anda sangat banyak memberikan kepastian-kepastian yang (maaf) tidak berdasar.
“Siapapun yg berakal waras menurut logika sehat pasti mengatakan demikian kecuali dia gila dan bersekutu dengan setan.” Di kalimat ini saya hanya mendapat kesan bahwa Anda mau menyampaikan “Siapapun harus setuju dengan cara berpikir saya”. Padahal mungkin saja tidak semua orang diluar sana (maaf) menganggap Anda waras.
Ketika Anda berani mempertanyakan keimanan orang lain. Saya malah mau balik bertanya, apakah iman Anda sebagai pribadi tidak perlu dipertanyakan? Iman bukan tentang fakta, tidak untuk dibuktikan, iman adalah percaya sesuatu yang tidak terlihat, ketika Anda berusaha membuktikan malah berarti Anda mencobai TUHAN. Apa Anda perlu melihat TUHAN dahulu baru Anda percaya?
“namun anda tetap mengimaninya sebagai suatu kebenaran karena alasan apapun misal karena gereja,org lain dan ortu anda jg mengimaninnya.” Silahkan Anda berkaca, baca kata per kata dan renungkan untuk diri Anda juga 🙂
“karena tak semua keimanan itu benar” Saya setuju ini. Karena memang iman bukan untuk di-benar-kan atau di-salah-kan 🙂
“Keimannan yang baik belum tentu benar,namun keimannan yg benar sudah pastilah baik (logikanya seperti itu)” Saya menyempurkankan boleh ya. Sepertinya lebih tepat “logikanya saya seperti itu”. Pertanyaan mendasar untuk Anda, Anda beriman untuk apa? Apa ketika Anda sudah di-brainwash “Bunuhlah saudaramu”, Anda yakin membunuh itu baik? Atau Anda tetap akan menyayangi saudara Anda walaupun bertentangan dengan kebenaran menurut brainwash tadi?
“Agama datangnya dari Tuhan yg Esa bukan? Bukan datang dari orang tua kita.” Saya jawab sebagai pribadi. Agama bukan datang dari TUHAN. Agama dari orang tua (nenek moyang). Adakah TUHAN pernah menciptakan agama? Agama hanya karangan manusia untuk mewujudkan, mempraktekkan, melampiaskan iman mereka kepada TUHAN.
“Dari sekian banyak agama didunia tidak semuanya benar bukan?(menurut kepercayaan masing pasti menganggap agama selain agamanya keliru).” Maaf lagi-lagi kepastian yang tidak berdasar. Mungkin itu dogma yang ada dalam diri Anda, saya sarankan untuk tidak dipelihara, ingatlah pluralisme. Saya tidak menganggap agama diluar agama saya adalah keliru. Kembali lagi menurut saya agama hanya cara. Yang penting tetap “core” dari agama tersebut. Dan satu lagi, manusianya. Yang keliru buat saya adalah orang-orang yang menganggap dirinya “beragama” itu, bukan agamanya, bukan TUHAN-nya.
“Nah sebagian besar manusia beragama itu berdasarkan agama yg telah dipeluk orang tuannya terlebih dulu (tdk semua) benar begitu?” Entahlah, Anda punya datanya? Yang pasti saya tidak termasuk dalam sebagian besar yang Anda maksud 🙂
“Contoh seorang haji anaknya pasti islam,seorang pendeta anaknya pasti kristen dsb.” Lagi-lagi.. 🙂
“Sejenak netralkan faham agama anda sekarang. Apakah anda akan tetap mengimani apa yg anda peluk sekarang?” Mari kita nertalkan bersama 🙂 Sudah saya jawab diatas ya, saya tidak termasuk dalam sebagian besar dan kepastian-kepastian yang Anda katakan, dan nyatanya saya mengimani sampai sekarang.
Saya kurang sependapat dengan ajakan Anda walaupun memang ada betulnya. Buat saya agama tidak perlu terlalu dipersoalkan, itu hanya cara, apapun agamanya yang penting TUHAN. Kebenaran sejati bukan ada di agama, tapi dari TUHAN, ada dalam kita masing-masing, hanya tidak semua dari kita sadar, malah sibuk mencari kesana kemari. Kebenaran itu tidak bersembunyi, tepapi disembunyikan oleh diri kita sendiri. Saya setuju untuk kita harus mengikuti hati nurani.
Siapa yang sekarang juga bisa membuktikan bahwa saya salah, atau Anda salah, atau kita salah, atau malah kita benar? Apa Anda bertanya pertanyaan yang sama ke diri Anda sendiri? Dan apakah Anda sudah bisa menjawab atau malah membuktikan?
Setuju ga kalo saya bilang kehidupan bukan untuk agama. Tapi agama untuk kehidupan, dan kehidupan untuk TUHAN?
Saya sangat menyesal Anda menuliskan “Mintalah surga kepada Tuhan yg anda sembah itu,padahal Tuhan yg anda sembah itu tak ada sama sekali.” Silahkan Anda renungkan dalam posisi Anda sebagai manusia yang adalah ciptaan TUHAN. Tidak semua pekerjaan TUHAN dapat diselami manusia, perhatikan kapasitas Anda.
Saya selalu mengharapkan akan ada kerukunan antar manusia, bisa hidup berdampingan, karena pada dasarnya tujuan akhir kita semua sama, hanya caranya yang berbeda. Analoginya seperti makan, yang satu suka makanan pedas, yang satu suka manis, yang satu asin, namun tujuannya sama. Namun hal itu tidak akan terjadi ketika orang masih berpikir secara klasik, seperti dua sisi koin: benar atau salah, hitam atau putih, menang atau kalah. Orang masih berpikir “hanya saya yang benar, hanya saya, satu-satunya, tidak ada yang lain” mengapa tidak berpikir “kita sama-sama benar, mari bersama mewujudkan kedamaian”. What a wonderful world..
Salam 🙂
klo menurut ilmu pengetahuan dan logika itu sesuatu yang salah
Sebenarnya Iman (Kepercayaan) seseorang itu bukanlah keterpaksaan atau dipaksa atau yang lain sejenisnya, tapi Iman yang kemudian dinyatakan menjadi agama seyogyanya harus dipahami secara mendalam. Jikalau seseorang itu menyatakan Imannya itu yang benar itu sah sah sah saja, sepanjang tidak memaksakan orang lain mengikuti Imannya,apalagi sampai sampai mengejek/menista Iman orang lain. Kasihan sekali kita melihat orang lain mengomentari sesuatu yang belum/tidak diketahuinya dengan benar. Seakan akan Dia lebih faham dari orang yang yang menganut kepercayaannya…Memang tidak dipungkiri banyak orang yang beralih dari Imannya terdahulu ke Iman Percaya yang disebabkan dia sendiri belum memahami Iman (Kepercayaan) yg dimilikinya, sehingga gampang sekali orang tersebut berlaih kepercayaan (agama). Yang lebih miris lagi ketika orang tersebut ngomong Aku salah selama ini mempercayai Iman yang terdahulu. Jadi kepada teman2 sekalian, saya berharap bila kita menganggap agama kita yg benar katakanlah kepada orang orang yang seiman.
Trus bagaimana kalau ada perintah dari kitab suci masing untuk mensiarkan agamanya kepada orang lain, lakukanlah itu dengan tidak menyinggung perasaan orang lain. Siar Agama yang benar adalah MELAKUKAN KEBAIKAN DARI TUHAN ALLAH melalui Perbuatan kita sehari hari. Apakah kita masih Siirik, Dengki, Pendendam, Rasa ingin membalas, tidak mau bersosial kepada teman2, tidak ada rasa tolong menolong kepada setiap insan manusia, inikah yang diajarkan KITAB SUCI yg kita imani itu?, saya rasa tidak. Jikalau kita sudah melakukan yang kebaikan dari TUHAN dgn menimbulkan rasa Damai, tenteram kepada setiap insan manusia, disitulah nyata bahwa kita adalah orang yang benar mengimani yang kita percaya. Yakin dan percayalah bila kita telah melakukan hal ini, dengan sendirinya kita telah melakukan Siar Agama kita kepada setiap orang dengan benar. Mari kita lakukan dan laksanakan Iman kita dgn benar, perbedaan pasti ada, begitu juga kesamaannya. Namun perbedaan bukan berarti membuat perpecahan. Ibarat Bunga yg berwarna warni yg mebuat keindahan, spt itulah perbedaan didalam bangsa dan negara kita. Semakin banyak perbedaan, semakin Indah dan sejuk dipandang dan dilakoni. Inilah harapan kita. Yang Kristen Imanilah Keristenannya, Islamimanilah KeIslamannya, begitu juga Budha, Hindu dll.
Mudah mudahan Negara kita ini boleh semakin baik dan aman. bila kita trus menerus menganggap perbedaan itu semakin berkembang dan mengakibatkan ketidak nyamanan dan ketidak tentraman, kapan lagi kita dpt membangun diri, keluarga, bangsa dan negara kita. ….
Maaf…ini mungkin yg ada tidak berkenaan..sampaikanlah dan balaslah atau sanggalah saya didalam hati yang penuh persahabatan. TUHAN pasti akan memberi kita apa yang kita harapkan. Jangan meminta Kedamaian dari TUHAN, bila kita sendiri tidak mau berdamai kepada teman, adik, kakak, saudara, tetangga atau yg lainnya.
Mari kita lakukan kata orang Bijak…”SAYA BAHAGIA…BILA KARENA SAYA ORANG LAIN MENJADI BAHAGIA” Ok. Terimakasih.
Pingback: http://engineers.missouri.edu