Sekarang kita hidup di jaman yang serba digital, hampir segala hal berlomba-lomba ditransformasikan ke arah digital. Hal ini membuat kita semakin banyak berhubungan dengan alat-alat elektronik terutama handphone, televisi, dan komputer/laptop.
Coba kita pikirkan, berapa lama dalam sehari kita habiskan untuk menatap layar? Bangun tidur liat handphone, sebelum bepergian kita cek lalu lintas dengan handphone, chatting, membaca berita, nonton video, melihat-lihat foto, bekerja, belajar, pesan makanan, mencatat, ber-social media, main game, belanja, baca Kitab Suci, dan sebagainya.
Mungkin satu-satunya aktifitas yang dapat menyaingi screen time kita adalah tidur, bahkan sekarang tidurpun sudah mulai terdesak. Saya pernah bertanya pada beberapa orang tetang jam tidur malam mereka, saya cukup terkejut karena banyak dari mereka baru tidur pukul 2 atau 3 pagi, dan harus kembali bangun untuk beraktifitas sekitar pukul 7 pagi.
Lalu pertanyaannya, ada ga sih dampaknya untuk kesehatan kita?
Terntu saja, blue light / sina rbiru ini berdampak terhadap kesehatan mental maupun kesehatan fisik. Baik secara langsung maupun tidak langsung.
Belakangan kita sering mendengar atau membaca tentang blue light kan? Ada aplikasi-aplikasi filter blue light yang bermunculan. Bahkan di handphone kita fitur semacam ini sudah menjadi fitur bawaan, ada yang namanya blue light filter, eye comfort, dan lain-lain, yang pada dasarnya kegunaannya sama.
Lalu, apa sih blue light itu sebenarnya?
Seperti gambar diatas, gelombang elektromagnetik dikategorikan mulai dari radio sampai dengan gamma. Warna-warna yang dapat kita lihat adalah bagian dari kategori “visible light”. Di sisi infrared adalah gelombang yang lebih panjang, sedangkan ke sisi ultraviolet adalah gelombang yang lebih pendek pendek.
Panjang gelombang ini mempengaruhi besarnya energi yang dimiliki oleh gelombang tersebut. Semakin kecil energinya berarti gelombang tersebut aman untuk manusia, sebaliknya semakin besar energinya semakin berbahaya.
Nah, blue light yang kita permasalahkan ini letaknya di perbatasan dengan ultraviolet. Berarti blue light adalah gelombang sinar yang memiliki energi yang cukup besar, cukup berbahaya bagi manusia, dan merusak mata dalam jangka panjang. Paparan sinar biru yang masuk ke mata jangka panjang dapat mempercepat terjadinya Degenerasi Makula (AMD) sampai katarak dan kebutaan.
Makula adalah bagian dari retina yang terletak di tengah. Makula bertanggung jawab atas penglihatan yang tajam, jernih, dan berresolusi tinggi. Penderita degenerasi makula akan mengalami gangguan pada penglihatan karena sel pada makulanya sudah rusak akibat paparan sinar UV dan sinar biru, sayangnya penyakit ini belum bisa disembuhkan dan merupakan penyebab kebutaan.
Di sisi lain sinar biru ini juga memiliki peran dalam meningkatkan mood, fokus, dan mengatur kesadaran kita, termasuk mengatur jam biologis. Paparan sinar biru akan menurunkan produksi melatonin, hormon yang mengatur tidur, karena tubuh akan mengira matahari masih bersinar (belum waktunya istirahat). Sehingga menggunakan gadget pada malam hari membuat kita sulit tidur. Hal ini lama-kelamaan akan berdampak besar seperti menjadi pemicu kanker, diabetes, penyakit jantung, dan obesitas.
Dengan mengetahui informasi mengenai blue light / sinar biru ini, semoga kita bisa lebih baik dalam menjaga kesehatan kita. Mencari solusi, mengatur intensitas, dan menjaga paparan sinar biru yang kita terima.
Pingback: Selamatkan Matamu Dari Blue Light! – Herwin Lab
Pingback: Kacamata Anti Radiasi, Solusi Bahaya Blue Light | Herwin Lab