Tahun ini saya beberapa kali ikut trip, kalau tahun-tahun sebelumnya hanya 1-2 kali dalam setahun, tahun ini sudah 3 kali, mulai dari Ijen – Menjangan – Baluran, Gunung Gede via Gunung Putri, kali ini Kepulauan Derawan di Kalimantan Timur, dan sepertinya belum akan berakhir. *Waktu tulisan ini di-post sudah nambah satu lagi, dan sudah terdaftar di satu trip lagi..*
Saya diajak ikut trip ini sudah cukup lama, pada saat itu saya memutuskan untuk tidak ikut, lebih tepatnya karena masih terlalu jauh, saya ga tau pasti apakah bisa ikut atau tidak. Di saat-saat terakhir muncul slot kosong karena ada peserta yang batal ikut, saya diajak lagi, masih ragu, namun akhirnya memutuskan ikut π
Berau, inilah titik dimana kami akan memulai perjalanan darat dan luat di Kalimantan Timur. Ketika mendengar nama Berau, yang ada di pikiran saya adalah batu bara. Ya, memang ada perusahaan tersohor pengolah batu bara menggunakan nama Berau di sana, Berau Coal Energy (BRAU). Kalimantan Timur sendiri meruapakan salah satu daerah dengan cadangan batu bara terbesar di Indonesia.
Satu lagi intro yang mau saya tulis, tentang asal usul nama pulau-pulau di Kepulauan Derawan. Saya tertarik mencari tahu tentang latar belakang nama pulau Derawan dan pulau lainnya ini setelah salah satu teman saya cerita kalau nama pulau-pulau ini ada asal-usulnya. Berikut kutipannya dari Kompas.com
Nama Pulau Derawan sendiri berasal dari sebuah mitos romantis, tidak jelas siapa yang yang pertama kali mengisahkan kisah sedih itu.
βDulu, ada dua keluarga yang akan melangsungkan pernikahan di Pulau Panjang,β kata Rifai mengawali kisah itu.
Di tengah perjalanan yang maha luas mereka bertemu di suatu jalur. Namun tak lama setelah itu, angin kecang dan ombak besar mengombang-ambingkan kapal. βYang di atas kapal ini berteriak-teriak ketakutan,β katanya lagi.
Ombak yang tinggi dan angin kencang itu akhirnya mendorong kapal-kapal itu ke sebuah karang.
βKapalnya pecah, penumpangnya tenggelam. Anak perawan yang mau menikah tadi, akhirnya menjadi Pulau Derawan (perawan), ibunya berubah menjadi Pulau Semama (mama) dan kakaknya berubah menjadi Pulau Kakaban (kakak),β tuturnya.
Seluruh anggota keluarga itu pun berubah menjadi pulau, termasuk calon mempelai pria yang berubah menjadi Pulau Sangalaki (laki-laki), sementara calon mertua mempelai wanita dalam kisah tadi menjadi Pulau Maratua (Mertua). βTapi itu hanya cerita masyarakat saja, kita tahu pulau itu terbentuk dari peristiwa geologis ribuan atau jutaan tahun lalu,β kata Rifai mengakhiri cerita itu.
Demikian.
Trip sharecost kali ini dimotori oleh Cynthia. Konon kabarnya sudah disiapkan dari bulan Maret (= 6 bulan sebelum berangkat). Persiapan yang sungguh matang. Maka, paragraf ini didedikasikan untuknya. Thank you ππ»
Kami berangkat total 21 orang, 21 orang jumlah yang pas = 2 speedboat = 3 mobil. Trip kali ini saya bertemu dengan orang-orang yang unik dan extremely funny. Dari yang bahasanya belum pernah kita dengar sampai yang bisa bernapas dalam air *lebay*. Dan.. sebagian besar dengan totalitas memaknai YOLO (you only live once), contohnya sampai sekarang grup ini belum pernah absen seharipun membahas “next trip”.. π Konsen kerja ga? Haha.
Oke.. Dagingnya akan saya tulis di halaman yang berbeda. Nulis ini harus saya pecah-pecah karena kemungkinan bakal panjang, pula kesempatan untuk nulis lagi ga banyak, jadi selesainya lama banget. Tulisan ini saja sudah saya mulai dari 23 Agustus dan baru publish sekarang. Moga-moga ga keburu lupa.
*Nanti ini bakal saya link ke halaman-halamannya
Trip Derawan – Hari 1 (13 Agustus 2016): Jakarta – Balikpapan – Berau – Derawan β
Trip Derawan – Hari 2 (14 Agustus 2016):
Trip Derawan – Hari 3 (15 Agustus 2016):
Trip Derawan – Hari 4 (16 Agustus 2016):
Trip Derawan – Hari 5 (17 Agustus 2016): Perjalanan Panjang Kembali Ke Jakarta
Indonesia.. π
Photo credits: para peserta.